Perkembangan teknologi medis di bidang oftalmologi sangat pesat, termasuk di Indonesia. Salah satu prosedur yang paling banyak diminati adalah LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis), yang dikenal mampu mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak.
Ternyata LASIK Indonesia tidak ketinggalan dengan negara-negara maju lain. Kini telah banyak teknologi LASIK terbaru yang canggih dan sangat membantu dalam proses tindakan LASIK. Simak informasi tentang teknologi LASIK terbaru di Indonesia lewat ulasan di bawah ini!
Baca juga: Perbedaan LASIK dan Laser Mata, Apa Hubungan Keduanya?
Teknologi LASIK atau Bedah Refraktif di Indonesia

Sumber gambar: Canva
Di Indonesia, LASIK telah tersedia sejak akhir 1990-an dan terus berkembang mengikuti teknologi global. Kini, sejumlah rumah sakit mata di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan kota besar lainnya sudah menawarkan teknologi LASIK terbaru yang setara dengan standar internasional.
Beberapa teknologi LASIK yang sudah digunakan di Indonesia meliputi:
1. FemtoLASIK + Wavefront-Guided (WFG FS-LASIK)

Sumber gambar: Canva
FemtoLASIK dengan panduan Wavefront adalah teknik koreksi penglihatan yang menggabungkan dua teknologi presisi. Pertama, Laser Femtosecond digunakan untuk membuat lapisan tipis (flap) pada kornea, meningkatkan keamanan dan presisi dimensi flap.
Kedua, pembentukan ulang kornea oleh laser Excimer dipandu oleh data Wavefront yang mengukur aberasi optik keseluruhan mata, seperti “sidik jari visual”. Sistem ini mengoreksi tidak hanya kelainan refraksi dasar (miopi dan astigmatisme) tetapi juga aberasi tingkat tinggi yang menyebabkan glare dan penglihatan malam yang buruk.
2. FemtoLASIK + Topography-Guided

Sumber gambar: Canva
Gabungan FemtoLASIK + Topography-Guided merupakan teknologi koreksi mata yang juga sudah ada di Indonesia. FemtoLASIK merupakan teknologi yang menggunakan laser femtosecond untuk membuat lapisan tipis (flap) pada kornea.
Sedangkan, Topography-Guided ini terbilang lebih canggih dari Wavefront. Di mana ia memungkinkan untuk memberikan data visual atau memetakan mengikuti kondisi bola mata setiap pasien dengan masing-masing keunikannya. Dengan begitu, tenaga medis mampu menguasai permukaan kornea guna mengoreksi minus atau silinder secara presisi.
Baca juga: Operasi LASIK Mata Pakai BPJS, Apakah Bisa Ditanggung?
3. SILK (Smooth Incision Lenticule Keratomilieusis) ELITA

Sumber gambar: Canva
SILK merupakan teknik koreksi penglihatan yang sangat baru. Teknologi SILK ini menggunakan laser untuk membentuk potongan kecil lensa (lenticule) pada bagian dalam kornea. Lensa ini kemudian dikeluarkan dengan sayatan kecil.
Teknologi terbaru ini dibuat oleh Johnson & Johnson Vision, menggunakan energi laser rendah untuk menghasilkan sayatan lebih halus. Terbilang sangat baru, studi awal tentang SILK ELITA yang dipublikasi di Clinical Ophthalmology menunjukkan pemulihan visual dengan cepat dan risiko yang minim.
Berdasarkan penelitian lain yang diterbitkan oleh American Academy of Ophthalmolog, pasien yang menjalani operasi mata dengan metode SILK Elita memiliki tingkat kepuasan hingga 95%. Di mana 85% pasien melaporkan penglihatan mereka membaik dalam waktu kurang dari seminggu setelah operasi.
Elita memiliki teknologi laser yang sangat halus yang digunakan untuk meminimalisir kerusakan pada jaringan kornea. Keunggulan teknologi ini adalah pemulihan mata yang lebih cepat dan potensi mata kering yang sangat rendah karena bentuk sayatan yang sangat kecil.
Dengan adanya berbagai pilihan tersebut, teknologi LASIK di Indonesia kini sudah setara dengan negara-negara maju. Pasien dapat memilih sesuai kondisi mata, kebutuhan visual, dan rekomendasi dokter.
4. ReLEx SMILE (Small Incision Lenticule Extraction)

Sumber gambar: Canva
Teknologi LASIK Indonesia terbaru lainnya yang mungkin sudah bisa kamu temukan di beberapa fasilitas kesehatan adalah ReLEx SMILE. Teknologi ini memudahkan prosedur koreksi refraksi tanpa flap melalui sayatan kecil sekitar 2-4 mm.
Prosedur ini sangat cocok untuk pasien dengan risiko mata kering yang lebih tinggi. Bahkan menurut penelitian pada American Journal of Ophthalmology, SMILE memberikan hasil visual yang setara dengan LASIK, namun dengan tingkat kenyamanan pasca operasi yang lebih baik.
5. SMILE PRO

Sumber gambar: Canva
SMILE PRO merupakan teknologi yang disempurnakan dan dipercepat dari teknologi ReLEx SMILE. Menggunakan Laser VisuMax 800 yang dapat membuat sayatan lebih kecil dan halus. Teknologi ini memiliki cara kerja yang sama persis dengan ReLEx SMILE dengan membuat dan mengeluarkan lenticule melalui sayatan kecil.
Laser VisuMax 800 merupakan teknologi mesin yang memiliki kemampuan jauh lebih cepat. Jika SMILE biasa butuh sekitar 25 detik per mata untuk melakukan laser pada kornea, SMILE PRO bisa menyelesaikannya dalam waktu 8-10 detik. Kecepatan ini membuat pasien merasa lebih nyaman dan mendukung pemulihan yang lebih cepat.
Baca juga: Apakah LASIK Bisa Dilakukan Sampai 2 Kali? Apa Penyebabnya
Apa Saja Keunggulan Teknologi LASIK Terbaru?

Sumber gambar: Canva
Dibandingkan dengan metode lama, teknologi LASIK terbaru memiliki beberapa keunggulan:
- Lebih presisi: Penggunaan femtosecond laser pada FemtoLASIK menghasilkan potongan kornea yang lebih akurat.
- Minim risiko flap: Prosedur seperti SMILE dan SILK tidak memerlukan flap besar, sehingga meminimalisir risiko komplikasi flap.
- Pemulihan lebih cepat: Banyak pasien sudah mendapatkan penglihatan tajam dalam 24 jam pasca melakukan prosedur medis LASIK menggunakan teknologi terbaru.
- Nyeri minimal: Berdasarkan studi klinis, rasa sakit dari prosedur koreksi mata menggunakan teknologi LASIK terbaru jauh lebih ringan dibanding prosedur PRK.
- Stabilitas jangka panjang: Hasil visual lebih stabil, terutama pada pasien dengan minus ringan hingga sedang.
Baca juga: Sudah Operasi LASIK, Apakah Tetap Butuh Kacamata?
Itulah informasi tentang teknologi bedah refraktif di Indonesia terbaru yang bisa jadi referensi Anda sebelum menjalani koreksi penglihatan guna bebas kacamata. Jika Anda tertarik untuk melakukan LASIK atau SILK Elita yang lebih minim risiko di IEC Eye Care!
Referensi:
- Ang M, et al. (2022). Smooth Incision Lenticule Keratomileusis (SILK) with ELITA: Early Results. Clinical Ophthalmology. 2022;16:2877–2885. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36119249/
- Moshirfar M, et al. (2017). Patient-reported outcomes after LASIK and SMILE. American Journal of Ophthalmology. 2017;182:1–9. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28366573/
- Reinstein DZ, et al. (2019). ReLEx SMILE vs LASIK: long-term outcomes. Journal of Cataract & Refractive Surgery. 2019;45(9):1232–1240. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31449556/
- ResearchGate. (2021). Comparative analysis of the clinical outcomes between wavefront-guided and conventional femtosecond LASIK. https://www.researchgate.net/publication/355379930_Comparative_analysis_of_the_clinical_outcomes_between_wavefront-guided_and_conventional_femtosecond_LASIK_in_myopia_and_myopia_astigmatism
- ResearchGate. (2016). Outcomes of topography-guided versus wavefront-optimized laser in situ keratomileusis. https://www.researchgate.net/publication/308853012_Outcomes_of_topography-guided_versus_wavefront-optimized_laser_in_situ_keratomileusis_for_myopia_in_virgin_eyes

